Kamis, 08 Desember 2011







Jolo Sutro Colection Album

Saben  Sore  Alon  Alon   Ponorogo 
Katon  Rame  Tuwo  Mudo  Pengunjunge
Ugo  Ono  Dedolanan  Sak  Wer  Nane
Sepur  Mini,Kreto  Jaran,  Lan  Liyane

                                       Ora  Keri  Jejajanan  Neko  Warno
                                       Ora  Lali  Jagung  Bakar  Mesti  Ono
                                       Karyo  Seni  Prangkat  R Eog  Di  Sajekno
                                        Soyo  Edi  Peni  Nambai  Suasono ....!!!! ( dst.....)

Lagu berjudul ALON-ALON PONOROGO...buah karya " Warok Gendheng " atau yang lebih kita kenal MPWG..menceritakan....
Alun-Alun adalah sebuah tempat dimana sering diadakan berbagai jenis acara ditempat tersebut. Dari upacara bendera, tempat diadakan berbagai lomba semacam Agustusan, dan juga Alun-Alun Kota Ponorogo sangat identik dengan adanya sebuah pasar malam.
Alun-Alun Kota Ponorogo adalah berupa tanah lapang dimana  di keempat sudutnya berdiri beberapa patung singa simbol dari kesenian Reyog Ponorogo.
apa lagi menjelang sore,banyak keramaian ataupun hiburan yabg bisa kita jumpai salah satunya Kereta Berkuda, Sepur MINI.....dll

" ora lali jagung bakar mesti ono....!!!
" karyo seni prangkat REYOG disajekno....( cuplikan lagu alon-alon )

penasaran tenteng isi kaset...!!!
' Segera dapatkan VCD esklusif...atau Jln Puspowarno 30B Mangkujayan.PONOROGO
Contac Person :  081 335 720 878

Minggu, 20 November 2011

JADUAL PENAMPILAN PESERTA PADA FESTIVAL REYOG NASIONAL XVIII PERAYAAN GREBEG SURO 2011 - PONOROGO INDONESIA



SELASA, 22 NOPEMBER 2011
15.00 – 15.25 01. Simo Budi Utomo Unmuh Ponorogo
15.25 – 15.50 02. Singo Dipo Kromo kec. Mlarak
15.50 – 16.15 03. Group Reyog Kec. Sukorejo
16.15 – 16.40 04. Waringin Seto Kec. Badegan
16.40 – 17.05 05. Singo Mudho Kec. Siman
19.00 – 19.25 06. Putu Joyo Dipo Kec. Babadan
19.25 – 19.50 07. Singo Mudho Kec. Sawoo
19.50 – 20.15 08. Singo Taruno Joyo Kec. Ponorogo
20.15 – 20.40 09. Singo Manggolo Projo Kec. Jambon
20.40 – 21.05 10. Wiryo Manggolo Kec. Pulung
21.05 – 21.30 11. Niken Gandini SMKN 1 Jenangan
21.30 – 21.55 12. Kridho Tamtomo SMK PGRI 2 Ponorogo
21.55 – 22.20 13. Singo Mudho Kec. Jenangan
22.20 – 22.45 14. Singo Aking Kec. Pudak

R A B U, 23 NOPEMBER 2011
15.00 – 15.25 15. Ki Rayut Mudho Kec. Ngrayun
15.25 – 15.50 16. Ki Ageng Punuk SMAN 1 Badegan
15.50 – 16.15 17. Singo Mulang Joyo Kec. Slahung
16.15 – 16.40 18. Singo Taruno Kec. Sambit
16.40 – 17.05 19. Singo Taruno Negoro SMAN 1 Slahung
19.00 – 19.25 20. Mahabarata Kec. Bungkal
19.25 – 19.50 21. Putro Manggolo Kec. Sampung
19.50 – 20.15 22. Gajah Manggolo SMAN 1 Ponorogo
20.15 – 20.40 23. Singo Manggolo Samen Jaya Kec. Jetis
20.40 – 21.05 24. Singo Wilis Kec. Ngebel
21.05 – 21.30 25. Taruno Suryo SMA Muhipo
21.30 – 21.55 26. Suro Sardulo Ndaru Kec. Balong
21.55 – 22.20 27. Gembong Mudho Kec. Sooko
22.20 – 22.45 28. Singo Taruno Joyo Kec. Kauman

KAMIS, 24 NOPEMBER 2011
15.00 – 15.25 29. Singo Watu Ireng Kab. Muara Enim
15.25 – 15.50 30. Singo Manggolo Mudo Among Mitro Kota Tanjung Pinang
15.50 – 16.15 31. Margo Mulyo Kota Tarakan
16.15 – 16.40 32. Singo Lelono Prop. Kepulauan Riau
16.40 – 17.05 33. Singo Manggolo Kota Balikpapan 1
19.00 – 19.25 34. Suryo Manggolo Kota Batam 1
19.25 – 19.50 35. Singo Duto Bantarangin Kab. Gunung kidul
19.50 – 20.15 36. Duta Budaya Nusantara Kab. Pacitan 1
20.15 – 20.40 37. Singo Joyo Jati Kota Balikpapan 2
20.40 – 21.05 38. Singo Mulang Joyo Kota Metro Lampung
21.05 – 21.30 39. Pepijar kab. Nganjuk
21.30 - 21.55 40. Singo Manggolo Kab. Kediri

JUM’AT, 25 NOPEMBER 2011
15.00 – 15.25 41. Suro Menggolo Kota Tanjung Pinang
15.25 – 15.50 42. Singo Liman Budaya Bantarangin Kab. Lampung Timur
15.50 – 16.15 43. Suryo Mangku Joyo Kab. Manokwari Papua
16.15 – 16.40 44. Singo Turonggo Joyo Kota Palembang
16.40 – 17.05 45. Among Rogo Dwi Budoyo Kota Surabaya 2
19.00 – 19.25 46. Pudak Arum PT Semen Gresik
19.25 – 19.50 47. Bantarangin Dki Jakarta
19.50 – 20.15 48. Singo Rejo Purbaya Kota Surabaya 1
20.15 – 20.40 49. Dharmo Manggolo PT Indocement Bogor
20.40 – 21.05 50. Singo Budoyo Kab. Jember
21.05 – 21.30 51. Singo Budoyo Kab. Muara Enim
21.30 – 21.55 52. Batam Madani Kota Batam 2
21.55 – 22.20 53. Singo Budoyo Kab. Pacitan2

Jumat, 18 November 2011

Jadwal Grebeg Suro 2011


Inilah salah satu festival yang patut Anda saksikan di Ponorogo, Jawa Timur. Sebuah festival yang tiap tahun digelar dan telah menjadi pesta rakyat Ponorogo. Grebeg Suro Ponorogo akan berlangsung di Ponorogo pada 20-27 November 2011.
Grebeg Suro ini digelar oleh masyarakat Ponorogo untuk menyambut bulan Suro atau bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Suro. Saat itu masyarakat Ponorogo mengadakan tirakatan semalam suntuk dengan mengelilingi kota dan berhenti di Alun-Alun Ponorogo

Grebeg Suro Ponorogo merupakan acara tradisi kultural masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat. Seni dan tradisi yang ditampilkan meliputi Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
Anda akan menyaksikan prosesi penyerahan pusaka ke makam bupati pertama Ponorogo. Kemudian disusul pawai ratusan orang menuju pusat kota dengan menunggang bendi dan kuda yang dihiasi. Berikutnya akan ada Festival Reog Nasional di alun-alun kota. Saat itu puluhan grup reyog di Jawa Timur bahkan dari Kutai Kartanagara, Jawa Tengah, Balikpapan, dan Lampung akan turut tampil memeriahkan acara meriah ini.
Grebeg Suro Ponorogo sudah belasan tahun dilaksanakan karena dinilai memiliki nilai kearifan lokal meliputi nilai simbolik, nilai tanggung jawab, nilai keindahan, nilai moral, nilai hiburan, nilai budaya, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai apresiasi, dan nilai religius. Dengan nilai-nilai luhur yang terkandung tersebut maka wajarlah Grebeg Suro Ponorogo selalu dipertahankan hingga sekarang oleh masyarakat Ponorogo.
Inilah salah satu festival yang patut Anda saksikan di Ponorogo, Jawa Timur. Sebuah festival yang tiap tahun digelar dan telah menjadi pesta rakyat Ponorogo. Grebeg Suro Ponorogo akan berlangsung di Ponorogo pada 20-27 November 2011.
Grebeg Suro ini digelar oleh masyarakat Ponorogo untuk menyambut bulan Suro atau bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Suro. Saat itu masyarakat Ponorogo mengadakan tirakatan semalam suntuk dengan mengelilingi kota dan berhenti di Alun-Alun Ponorogo

Grebeg Suro Ponorogo merupakan acara tradisi kultural masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat. Seni dan tradisi yang ditampilkan meliputi Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
Anda akan menyaksikan prosesi penyerahan pusaka ke makam bupati pertama Ponorogo. Kemudian disusul pawai ratusan orang menuju pusat kota dengan menunggang bendi dan kuda yang dihiasi. Berikutnya akan ada Festival Reog Nasional di alun-alun kota. Saat itu puluhan grup reyog di Jawa Timur bahkan dari Kutai Kartanagara, Jawa Tengah, Balikpapan, dan Lampung akan turut tampil memeriahkan acara meriah ini.
Grebeg Suro Ponorogo sudah belasan tahun dilaksanakan karena dinilai memiliki nilai kearifan lokal meliputi nilai simbolik, nilai tanggung jawab, nilai keindahan, nilai moral, nilai hiburan, nilai budaya, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai apresiasi, dan nilai religius. Dengan nilai-nilai luhur yang terkandung tersebut maka wajarlah Grebeg Suro Ponorogo selalu dipertahankan hingga sekarang oleh masyarakat Ponorogo.

Senin, 07 November 2011

sejarah lahirnya reyog

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Sejarah

Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya. Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya.
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.