Riwayat Hidup Paguyuban Wirid Sadar
Pengalih Menuju Ke Pondok Seni Reyog Margo Jati Jolo
Sutro
Berawal dari tgl
9-9-1999 saya hari purnomo
bersama teman-teman mendirikan paguyuban
wirid sadar penggalih yang
ber anggotaan mayoritas dari
teman-teman peminum dan
preman-preman yang ada di ponorogo
dgn penuh harapan
dapat merubah gaya hidup
dan jalan hidup
dalam kegiatan yang
kami sepakati kami berinama paguyuban wirid sadar penggalih
sadar prnggalih
mewujudkan acara doa
bersama setiap malam
jumat pon dirumah hari. Purnomo jln puspowarno/prajuritan no 30b
mangkujayan ponorogo dani
malam 1
suro di tempat
yang sama
hari demi hari
bulan demi bulan
tahun demi tahun
perjalanan kami cukup bagus respon dan
tanggapan masyarakat di
ponorogo bahkan juga
dari luar ponorogo tidak sedikit dan
juga dengan sedikit
kemampuan spiritual dari
allah s.w.t yang diberikan
pada saya {hari. Purnomo} sering membantu sesama
dalam pengobatan alternatif
dan, pemgusiran makhluk halus
dan, juga membantu
permasalahan rumah tangga
ataupun problem2 lainya,
alhamdulillah banyak yg
jodoh . . . . Namun saya sejujurnya
mengakui bahwa saya
ini hanya hamba allah
yg sangat bodoh
dan tidak berpendidikan
hanya berbekal keyakinan
{sejelek apapun yg
dikasihkan allah kepadaku saat ini, aku
yakin adalah terbaik
buat kita}
semakin madep
mentep perjalanan kami teruskan
suka duka perjalanan
yg kami lalui dan
cobaan atau ujian yg kami hadapi
juga mewarnai, namun berkat
bimbingan eyang kasni
guno pati{sesepuh warok ponorogo} kami lewati
dengan penuh percrya
diri
Pada suatu
hari kami kedatangan
tamu dari salah satu stasion
trans tv untuk
mengisi acara dunia
lain. Era tahun
2000an di klampis ireng tempat
keramat di ponorogo
dan, di mbeji tawon
ngaw, dan juga di sebuah pabrik yg
lama takterpakai di koto
yogyakarta alhamdulillah bisa
kami laksanakan dengan sukses.
mulai saat
itu banyakorang memanggilkui
dengan sebutan mbah
pur warok gendeng{m. P.
W. G.}
Sebutan warok
gendeng itu perlu
diingat sebab itu
hanya sebutan spontalitas
lelucon sesaat temen2
kami yg mengaku
sering melihat pergaulanku
dgn siapapun tanpa
pilih2 dari
maling,pelacur,sampai pejabat dan
para pemuka agama
dianggap biasa sama derajadnya dan juga
logat bicara saya
yg suka bengak - bengok kaya
orang gendeng mungkin
dari itu teman2
menyebut warok gendeng
dan aku sendiri tidak
pernahmemikirkan hal itu
aku anggap semua
itu biasa saja
sebab apa arti
sebuah nama bagiku.
mulai saat
itu aku sering
mengunjungi runahnya eyang
kasni guno pati
untuk ,mendengarkan petuah2 beliau
dengan ciri khas
ponoragan selain sebagai
panjer kasepuhan {mbah kung} sering
aku menyebutnya
beliau juga
tokoh kesenian reyog
ponorogo yg cukup
ddikenal dari dalam
sampai luar negri, aku
banyak angingat paweling
beliau adalah tutur
sabar ora
ono watese, ojo mung mikir jenange
ben tansah arum jenenge,
nggayuh mulyo ojo
wedi mring rekoso… pitutur beliaulah
yg semakin menguatkann
jati diriku sebagai
anak darah ponorogo
pada
suatu hari aku
ditanyai mbah kung
tentang reyog dan
aku menjawab belum
bisa punya reyog
kung……..itu kata yg
aku lontarkan dan
aku merasa kecil
hati namu tiap
hari aku selalu berfikir
bagamana aku biza
mempunyai sebuah group
reyog….. Ternyata allah
memberi aku jalan
tanpa aku duga
ada sebuah perusahaan
swasta memmbeli seprangkat alat reyog
komplit meskipun sudah
terpakai namun aku
sangat bangga oleh perusahaan
tersebut dititipkan atau
dipercayakan pada ku
utk mengelolanya, namun
aku juga masih bingung
dari mana aku
mamulainya/. Akhirnya aku
memutuskan utk mengundang
teman- teman yg tau
tentang reyog ternyata
semua iku mendukung
semakin membuatku semangat
untuk melestarikan kesenian reyog
ponorogo kebanggaan masyarakat
ponorogo.
Sardulo dewo mudho ,pertama aku
memberi nama group reyog. Dengan sebuah harapan berkembang baik dengan nama yg besar itu.
Sardulo dewo mudo kami
deklarasikan ( gebyakan ) Tepat pada
tanggal 29-januari-2005 bertempat di jln
Puspowarno ( prajuritan ) 30 b tempat sekertariat kami yang sekarang ini ,
suasana saat itu sangat meriah para
tokoh tokoh masyarakt banyak yang hadir namun ditengah tengah acara ada
pristiwa yang sangat memalukan bagiku ,dadak merak sardulo dewo mudho patah
semua orang tersenyum sinis
Seolah olah menghina padaku aku
hanya terdiam menahan malu .
Dengan adanya kejadian itu aku sadar kalau hanya ujian bagiku semangat
ku takkan padam nggayuh mulyo ojo wedi
mring rekoso itulah tongkat keyakinanku. Dalam kurun waktu 2 tahun sardulo dewo
mudho aku pimpin. Dan perjalananya sangat memprehatinkan sering terjad job
pentas dibatalkan ,,,itulah suka duka ujian group reyog yang kami pimpin..
Di thn 2007.alhamdulillah tuhan
memberiku rizki dengan ketekatan ,yang bulat
kami bertekat untuk membuat dadak
merak 1 lagi akhirya dapat terselesaikan berkat kekompakan teman 2 pendukung
kami dadak merak yang baru ini kami beri nama,
“ MARGO
JATI JOLO SUTRO “
MARGO manungso kang rumekso rogo
JATI jagad kang manggon sak tengaing ati
JOLO jagad ombo linuwih tan ono wates
SUTRO setyo utomo teguh ing karyo
...itulah makna yang ter kandung dalam reog kami sampai sekarang.ini..
Alhamdulillah margojati jolo sutro
dapat menjadi penyambung seni reyog yg
berada di ponorogo kota tercinta ini sebagai kota wisata
Kami segenap pendukung pondokseni
reyog margo jati jolo sutro mengucap kan beribu-ribu terima kasih atas partisi pasi semua masyarakat dari ber bagai
golongan untuk ikut melestarikan kesenian reyog ponorogo jangan sampai terjadi
pengakuan dari lain,,ada kurang lebihnya tulisan kami. kami mohon maaf yang sebesarnya,,salam
seni budaya urip
seni senine urip rahayu rahayu rahayuuuu,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar